A.
Pendahuluan
Berkarya seni lukis merupakan aktifitas yang penuh dengan
pengungkapan-pengungkapan pikiran dan konsep, atau menggambarkan bentuk-bentuk
nyata mau pun imajiner (khayalan) yang seolah-olah seperti kenyataan.
Bentuk-bentuk imajiner yang seakan nyata tersebut dapat dikatakan sebagai salah
satu bentuk simulasi.
Simulasi (simulation)
adalah proses penciptaan bentuk nyata melalui model-model yang tidak ada
asal-usulnya atau referensi realitasnya, sehingga memampukan manusia membuat
bentuk yang supranatural, ilusi, fantasi, dan khayali menjadi tampak nyata. Menurut
Piliang;
“Simulasi adalah penciptaan realitas yang tidak lagi mengacu pada realitas di dunia nyata sebagai referensinya, dan kini ia menjelma
menjadi semacam realitas kedua (second reality) yang referensinya adalah
dirinya sendiri (simulacrum of simulacrum).”1
Simulasi sering disajikan dalam bentuk film, maupun
manipulasi foto melalui proses editing dengan teknologi komputer. Dalam film,
dunia simulasi dengan membangun dunia-dunia fantasi melalui teknologi tinggi
dapat dijumpai dalam film ber-genre fiksi
ilmiah (scient-fiction), seperti Armageddon, Avatar, dan War of the World.
________
1
Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika:
Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna
(Yogyakarta: Jalasutra, 2003), 51.
Di luar konteks film, simulasi dapat dicontohkan pada Irak
dalam Perang Teluk dimaknai sebagai simulasi perang nuklir antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet yang tidak pernah terjadi. Contoh lainnya
adalah wahana kapal selam di Disneyland yang mengajak pengunjungnya menikmati
kehidupan bawah laut yang disimulasikan. Dunia di dalam gerbang lebih jelas dan
nyata dibandingkan dengan dunia yang berada di luar gerbang Disneyland, sehingga Baudrillard dalam George Ritzer
menyatakan bahwa kenyataan telah mati, lenyap dalam longsoran simulasi.
Kenyataan berada di belakang bagian luar simulasi.2
Simulasi juga dapat dilihat dari karya seni lukis. Dalam
tulisan ini, penulis membahas tentang simulasi yang terdapat pada lukisan
bergaya surelis. Bagaimana karya surealis cenderung menjadi simulasi.
B.
Lukisan Surealis sebagai Simulasi
Mimpi
Surealisme
adalah sebuah gerakan seni dan kesusastraan yang menjelajahi dan merayakan alam
mimpi dan pikiran bawah sadar melalui penciptaan karya visual, puisi, dan film.
Surealisme adalah gerakan kebudayaan
yang menyeru kepada alam bawah sadar. Sebuah usaha untuk merayakan mimpi-mimpi
yang hadir di dalam tidur manusia. Para Surealis sering membiarkan
pikirannya mengalir dengan bebas ke dalam halaman kertas tanpa berusaha
mengaturnya, sehingga mimpi yang mereka tulis ulang itu bisa hadir secara jujur
dan apa adanya. Seorang surealis berharap, bahwa setiap mimpi yang direka
ulang dan menjadi sebuah lukisan itu mampu menerjemahkan diri pengarangnya atau
dapat menjelaskan kondisi sosial di masyarakat.
__________
2 Baudrillard dalam George Ritzer, Teori Sosial Postmodern. (Yogyakarta.:
Kreasi Wacana. 2005), 162-163.
Mimpi
dapat diartikan sebagai bentuk-bentuk khayal yang muncul saat kita tidur. Mimpi
merupakan perpanjangan dari kenangan kita, ia menuruti pemenuhan harapan, dan merupakan penyimpangan dan misteri.
Bentuk utama penyimpangan tersebut adalah peringkasan dan pemindahan. Contohnya
adalah pemotongan dari banyak tokoh untuk diringkas mewakili satu tokoh
(penggabungan banyak elemen menjadi satu elemen), atau pemindahan yang
menggantikan salah satu citra atau elemen dalam mimpi untuk sesuatu yang lain.3
Mimpi
selalu dihubungkan dengan kisah nyata. Dalam mimpi terdapat tanda dan simbol
tertentu yang berasal dari kenangan kita masing-masing dan diolah oleh otak
kita dalam keadaan tidak sadar. Tanda maupun symbol tersebut dapat diartikan
satu per satu sesuai dengan latar belakang orang yang mengalaminya.
Mimpi
merupakan pijakan utama dalam berkarya surealis, khususnya seni lukis.
Simbol-simbol yang terdapat dalam mimpi kembali diungkapkan oleh pelukis
surealis.
Kecendrungan
surealis menjadi sebuah simulasi karena surealis membangun dunia-dunia khayali,
dunia yang tidak masuk akal, yang berasal dari dunia mimpi, namun ia seperti sebuah dunia nyata yang
tidak akan pernah ada, sehingga surealis bukanlah merupakan sebuah representasi, yang memiliki referensi
realitas yang sebenarnya, melainkan merupakan simulas yang tidak memiliki
referensi yang nyata, namun digambarkan se-
__________
3 Freud dalam Arthur Asa Berger,
Pengantar Semiotika (Yogyakarta: Tiara Wacana. 2010), 87.
cara nyata. Bahasa atau tanda-tanda di dalamnya merefleksikan realitas yang
sebenarnya, namun sebenarnya ia bukanlah sebuah realitas yang sebenarnya,
melainkan realitas atas dirinya sendiri. Dalam pengertian ini, tanda melebur
menjadi realitas.
Sebagai
contoh simulasi dalam karya surealis adalah penggambaran tangan yang berperan
sebagai keong pada lukisan Making Cloud oleh
Peleng di bawah ini. Ia menciptakan sebuah realitas khayali (realitas semu)
dengan menandakan bahwa tangan tersebut adalah keong dan rumah sebagai cangkang
keong. Dalam realitas sebenarnya tangan bukanlah sebuah keong dan tidak akan
menjadi keong, namun dalam lukisan ini, tangan (tanda A) direalitaskan menjadi
seekor keong yang menandakan dirinya sendiri bahwa ia adalah realitas (tanda A).
Gambar 1. Making Cloud,
sebuah lukisan Surealis
dengan teknik digital
painting karya Sergey Kolesov.
Sumber: www.conceptart.org
Karya
ini merupakan simulasi dari dunia mimpi, yang tidak memiliki referensi dalam
dunia nyata, sedangkan mimpi merupakan citraan dan tanda-tanda yang berasal
dari dunia nyata yang dioalah oleh pikiran ketika dalam keadaan tidak sadar (unconscious). Contoh karya ini sesuai
dengan penjelasan Baudrilland dalam Piliang yang menyatakan bahwa: “…
penciptaan model-model kenyataan yang tanpa asal-usul atau referensi
realitas—hiperealitas.”4
C.
Kesimpulan
1. Simulasi merupakan proses penciptaan
bentuk nyata melalui model-model yang tidak ada asal-usulnya atau referensi
realitasnya, sehingga memampukan manusia membuat bentuk yang supranatural,
ilusi, fantasi, dan khayalan menjadi tampak nyata;
2. Surealis merupakan sebuah aliran seni
dan kesusastraan yang prinsip dasarnya adalah perayaan atau penggambaran alam
mimpi. Mimpi dapat diartikan sebagai bentuk-bentuk khayal yang
muncul saat kita tidur;
3. Lukisan surealis cenderung menjadi simulasi karena ia
merupakan penggambaran dunia imajinatif yang seolah-olah menggambarkan sebuah
realitas yang sebenarnya, dengan realitas yang berasal dari mimpi (tidak ada
referensi sebenarnya) dan menjadi realitas untuk ia sendiri.
________
4 Baudrilland
dalam Piliang, 53.
* * *
Daftar Pustaka
Berger, Arthur Asa. Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010.
Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas
Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2003.
________ , Sebuah
Dunia yang Dilipat. Bandung: Mizan, 1998.
Ritzer, George. Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta.:
Kreasi Wacana, 2005.
Daftar Sumber Websites